SATUAN PROSES
ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT
DARI ASAM MALEAT
DISUSUN OLEH:
1.Optimisma situngkir NIM:
0613 3040 0330
2.Ridhollahi NIM:
0613 3040 0331
3.
Robby Admiral Saputra NIM: 0613 3040 0332
4. Siti Rahmayanti NIM: 0613
3040 0333
5.Sri Darmayanti NIM: 0613 3040 0334
6.
Temmy Gusrini NIM: 0613 3040 0335
7. Virta Puspita Sari NIM: 0613 3040 0336
KELOMPOK
: 3 (3 KB)
INSTRUKTUR
: Taufik Jauhari ST, MT
JURUSAN
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2014
ISOMERISASI SINTESA ASAM FUMARAT DARI ASAM MALEAT
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Setelah melakukan
percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
-
Megetahui proses isomerisasi dalam
sintesa asam fumarat dan asam maleat
II.
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan
-
Erlenmeyer
-
Gelas kimia
-
Gelas ukur
-
Corong dan labu buncher
-
Kaca arloji
-
Pipet ukur
-
Spatula
-
Hot plate
-
Termometer
-
Wadah es
-
Batu didih
-
Batang pengaduk
-
Pipet tetes
Bahan
yang digunakan
-
Asam maleat
-
Asam klorida pekat
-
Aquadest
-
Es
III.
DASAR
TEORI
Isomer
geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak atau gugus di
dalam ruang. Isomer geometri sering juga disebut dengan isomer cis-trans.
Isomeri ini tidak tidak reddapat pada kompleks dengan strruktur linear,
trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum terdapat pada kompleks planar
segiempat dan oktahedral. Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-komplek
yang bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan Karen kompleks-kompleks
yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi
lebih lanjut membentuk isomer yang stabil (Syabatini, 2009 :
Pada
beberapa senyawa kompleks koordinasi, ikatan kovalen menimbulkan kemungkinan
terbentuknya senyawa-senyawa isomer, karena ligan terikat dalam ruangan sekitar
ion logam pusat. Yang dimaksud dengan senyawa isomer adalah molekul-molekul
atau ion-ion yang mempunyai susunan atom yang sama sehingga bangun dan
sifat-sifatnya berbeda. Ada dua keisomeran yang lazim dijumpai pada senyawa
kompleks koordinasi yaitu keisomeran cis-trans dan keisomeran optik (Rivai,
1994 : 195).
Keisomeran
cis-trans terjadi pada beberpa senyawa kompleks yang mempunyai bilangan
koordinasi 4, 5, dan 6. Tetapi untuk bilangan koordinasi 4, keisomeran hanya
terjadi pada bangun bersisi empat ligan-ligan sama jaraknya ke logam pusat.
Misalnya, senyawa kompleks platina (II), [Pb(NH3)2¬Cl2], mempunyai dua senyawa
isomer yang berbeda kelarutan, warna dan sifat-sifat lainnya
Kompleks
kobalt (III) etilendiamin, [Co(en)2Br2]Br. Senyawa
kompleks ini merupakan/mempunyai dua isomer, yaitu dextro (d) dan levo (l),
(Rivai, 1994 : 196).
Werner
mengemukakan bahwa jika kompleks logam koordinat empat tipe [MA2B2]
memiliki isomer geometri, misalnya isomer cis dan trans, maka dapat disimpulkan
bahwa kompleks itu bujur sangkar. Kompleks ini tidak mungkin berbentuk
tetrahedral karena bentuk tetrahedral tidak memiliki isomer geometri
(Ramlawati, 2005 : 19).
Tipe
isomer ruang dimana 2 senyawa berbeda dalam hal kedudukan relatif 2 gugus
terikat disekitar ikatan rangkapnya. Sebagai contoh adalah asam fumarat dan
asam maleat. Pada asam fumarat, kedua gugusnya yaitu gugus –COOH dan gugus –H
terletak pada sisi ikatan rangkap yang sama (disebut bentuk cis) sementara pada
asam maleat kedua gugus tersebut terletak pada sisi ikatan rangkap yang
berlawanan (disebut bentuk trans). Isomer geometris disebut juga isomer
Cis-trans. Contoh lainnya adalah senyawa 1,2-dikloroetena (Mulyono, 2005 :
196).
Campuran
kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampurkan -komponen
non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan perbedaan kelarutan antara bentuk
cis dan trans maka kedua jenis isomer tersebut dapat dipisahkan. Sebgaia contoh
kalium dioksalatodiakuokromat (III) dapat dikristalkan secara perlahan dengan
melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans.
Dengan penguapan, kesetimbangan bentuk cis dan trans dapat digeser ke kanan
karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis
dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan sedemikian rupa
sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda. Misalnya kompleks
cis-diklorobis (trietilstibin) palladium dapat dikristalkan dalam larutan
benzene meskipun dalam larutan hanya ada sekitar 6 % bentuk cis (Tim Dosen
Kimia Anorganik, 2010 : 30).
Van’t Hoff menjelaskan keisomeran asam fumarat dan maleat
karena batasan rotasi di ikatan ganda, suatu penjelasan yang berbeda dengan
untuk keisomeran optik. Isomer jenis ini disebut dengan isomer geometri. Dalam
bentuk trans subtituennya (dalam kasus asam fumarat dan maleat, gugus
karboksil) terletak di sisi yang berbeda dari ikatan rangkap, sementara dalam
isomer cis-nya subtituennya terletak di sisi yang sama.
Dari dua isomer yang diisoasi, Van’t Hoff menamai isomer
yang mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat isomer cis sebab dalam
isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain. Dengan pemanasan sampai
300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat. Hal ini cukup logis
karena prosesnya harus melibatkan isomerisasi cis-trans yang merupakan proses
dengan galangan energi yang cukup tinggi. Karena beberapa pasangan isomer
geometri telah diketahui, teori isomer geometri memberikan dukunagn yang baik
bagi teori struktural Van’t Hoff. Berikut merupakan mekanisme pembentukan asam
fumarat dari asam maleat:
Jenis – jenis isomer
·
Isomer
rantai
Isomer
– isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari percabangan rantai karbon.
Sebagai contoh dua isomer dari butane C4H10. Pada salah
satu rantai karbon berada dalam bentuk rantai panjang, dan salah satunya
berbentuk rantai karbon cabang.
·
Isomer
posisi
Pada
isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak berubah, namun atom – atom
Yang penting tertukar posisi kerangka pada kerangka tersebut. Sebagai contoh
dua isomer struktur dengan formula molekul C3H7Br. Pada
salah satu satunya bromine berada di ujung dari rantai dan satunya lagi pada
bagian tengah dan rantai.
·
Isomer
Group Fungsional ‘
Pada
variasi dan struktur isomer ini, isomer mengandung group fungsional yang
berbeda-beda yaitu isomer dari dua jenis kelompok yangmolekul berbeda.
v Asam maleat
Asam
maleat atau Asam (Z)-butenadioat atau asam toksilat adalah senyawa organik yang
merupakan asam dikarboksilat. Molekul ini terdiri dari gugus etilena yang
berikatan dengan dua gugus asam karboksilat. Asam maleat adalah isomer cis dari
asam butenadioat, sedangkan asam fumarat merupakan isomer transnya. Isomer cis
kurang stabil; perbedaan kalor pembakarannya adalah 22,7 kJ/mol. Sifat-sifat
asam maleat sangatlah berbeda dengan asam fumarat. Asam maleat larut dalam air,
sedangkan asam fumarat tidak; titik lebur asam maleat adalah (130-139 °C), juga
lebih rendah dari titik lebur asam fumara (287 °C).
Asam maleat
|
Sintesis
Dalam bidang
industri, asam maleat diturunkan dari maleat anhidrida dengan hidrolisis.
Maleat anhidrida diproduksi dari benzena atau butena melalui proses oksidasi.
Reaksi
Isomerisasi. Asam
maleat dan asam fumarat biasanya tidak akan saling berubah karena rotasi di
ikatan ganda karbon tidaklah memfavoritkan pemutaran. Dalam laboratorium,
konversi isomer cis menjadi isomer trans dimungkinkan dengan menggunakan cahaya
dan bromin dalam jumlah yang kecil.Cahaya mengubah bromin menjadi radikal
bromin, yang akan menyerang alkena melalui reaksi adisi radikal menjadi radikal
bromo-alkana; memungkinkan terjadi perputaran ikatan tunggal. Radikal bromin
berekombinasi dan asam fumarat terbentuk.Asam maleat merupakan bahan baku
industri untuk produksi asam glioksilat dengan ozonolisis.
Asam maleat diubah
menjadi maleat anhidrida dengan dehidrasi, menjadi asam malat dengan hidrasi,
dan menjadi asam suksinat dengan hidrogenasi (etanol / Paladium pada karbon).
Ia bereaksi dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida, menghasilkan maleat
asil klorida.
Asam maleat
merupakan reaktan pada banyak reaksi Diels-Alder Maleat
Ion maleat adalah
bentuk terionisasi dari asam maleat. Ia merupakan zat yang penting dalam
biokimia. Ion maleat berguna dalam biokimia sebagai inhibitor reaksi
transaminase. Ester asam maleat juga disebut sebagai maleat, misalnya dimetil
maleat.
Sifat
Rumus molekul
|
C4H4O4
|
Massa molar
|
116,1 g/mol
|
Penampilan
|
putih padat
|
Densitas
|
1,59 g/cm³, padat
|
Titik leleh
|
131-139 °C terurai
|
Titik didih
|
135 °C terurai
|
Kelarutan dalam air
|
78 g/100 ml (25 °C)
|
Keasaman (pKa)
|
pka1 = 1,83, pka2 = 6,07
|
v Asam Fumarat
Asam fumarat
merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus kimia HO2CCH=CHCO2H. Ia adalah
senyawa kristal dan merupakan isomer asam dikarboksilat takjenuh asam maleat.
Ia memiliki rasa seperti buah-buahan. Garam dan ester asam fumarat dikenal
sebagai fumarat.Ketika ditambahkan ke produk makanan sebagai aditif, ia
ditandai dengan nomor E E297.
Biologi
Asam fumarat
ditemukan di tanaman Fumaria officinalis, jamur-jamuran, dan lumut
kerak.Fumarat merupakan zat antara dalam siklus asam sitrat yang digunakan oleh
sel untuk memproduksi energi dalam bentuk adenosina trifosfat (ATP) dari
makanan. Ia dibentuk dari oksidasi suksinat oleh enzim suksinat dehidrogenase.
Fumarat kemudian dikonversi oleh enzim fumarase menjadi malat. Fumarat juga
merupakan produk sampingan dari siklus urea..
Makanan
Asam fumarat
merupakan pengasam makanan (asidulan) yang telah digunakan sejak tahun 1946
karena ia tidak beracun. Ia umumnya digunakan dalam minuman dan soda kue. Ia
umumnya digunakan sebagai pengganti asam tartarat dan kadang-kadang asam sitrat
dengan takaran 1,36 g asam sitrat untuk setiap 0,91 g asam fumarat. Ia juga
digunakan dalam permen untuk menambah rasa asam, sama seperti penggunaan asam
malat.
Kimia
Asam fumarat pertama
kali dibuat dari asam suksinat. Cara sintesis tradisional melibatkan oksidasi
furfural (dari hasil pemrosesan jagung) menggunakan natrium klorat dengan
keberadaan katalis berbasis vanadium. Zaman sekarang, sintesis asam fumarat
dalam skala industri kebanyakan berdasarkan isomerisasi katalitik asam maleat
(yang bisa didapatkan dalam jumlah besar dari hidrolisis maleat anhidrida, yang
diproduksi dari oksidsi katalitik benzena atau butana) dalam larutan akuatik.
Sifat-sifat
kimia asam fumarat dapat terlihat dari gugus fungsinya. Asam lemah ini dapat
membentuk diester, mengalami adisi di ikatan gandanya, dan merupakan dienofil
yang baik. Digunakan sebagai rasa asam, asam fumarat memiliki fungsi
bakteriostatik dan antiseptik. Hal ini juga dapat digunakan sebagai pengatur
keasaman, acidifier, resistensi tambahan, Enduramiento akselerator dan bumbu
termal-oksidatif. Digunakan sebagai zat asam agen effervescent, dapat
menghasilkan gelembung besar dan indah. Asam fumarat dapat digunakanseperti
farmasi menengah dan optik pemutihan agen. Dalam industri farmasi, digunakan
untuk menghasilkan natrium dimercaptosuccinic fumarat besi cegah. Asam fumaratjuga
digunakan dalam pembuatan resin poliester tak jenuh.
Sifat
Rumus molekul
|
C4H4O4
|
Massa molar
|
116,07 g/mol
|
Penampilan
|
Putih padat
|
Densitas
|
1,635 g/cm³, padat
|
Titik leleh
|
287 °C
|
Kelarutan dalam air
|
0,63 g/100 mL
|
Keasaman (pKa)
|
pka1 = 3,03, pka2 = 4,44
|
IV.
LANGKAH
KERJA
v Masukkan
25 ml air ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2,5ml asam maleat (atau 2,5 gr
asam maleat padat) diaduk rata. Dilakukan di lemari asam menggunakan hot plate.
v Menambahkan
3,5 ml asam klorida pekat secara perlahan menggunakan pipet tetes dan
dipanaskan hingga dibawah titik didih. Larutan.
v Jika
asam fumarat mulai terbentuk dan mengendap, ditambahkan 5 ml air, dikocok
dengan baik.
v Mendinginkan
langsung menggunakan wadah berisi es dan garam, menyaring Kristal dibilas dengan
air dan dikeringkan di oven.
V.
DATA
PENGAMATAN
NO
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
1.
2.
3.
4.
|
2 ml aquadest + 2,5 gram asam maleat dan dipanaskan.
Menambahkan HCL 3,5 ml.
Jika sudah terbentuk endapan putih + 5 ml aquadest.
Menyaring dan mengeringkan
|
Asam maleat larut dalam air mendidih dan larut tidak berwarna.
Larutan tidak berwarna dan bau cukup menyengat.
Terbentuk endapan putih yang merupakan asam fumarat.
Didapatkan endapan Kristal seberat 0,7 gr.
|
VI.
PERHITUNGAN
v Secara
teori
C4H4O4 + H2O
C4H4O4 + H2O
M : 0,021
1,368 - -
B : 0,021
0,021
0,021 0,021
S : - 1,365
0,021 0,021
v Massa
input
-
C4H4O4 = 0,021 mol × 116 gr / mol = 2,436 gr
-
H2O = 1,386 mol × 18 gr / mol = 24, 948 gr
v Massa
Output
-
H2O = 1,365 mol × 18 gr / mol = 24, 57 gr
-
C4H4O4 = 0,021 mol × 116 gr / mol = 2,436 gr
-
H2O = 0,021 mol × 18 gr / mol = 0,378 gr
SENYAWA
|
INPUT
(gr)
|
OUTPUT
(gr)
|
C4H4O4 (maleat)
H2O
-
C4H4O4 (fumarat)
-
H2O
|
2,436
24,948
-
-
|
-
24,57
2,436
|
Total
|
27,
384
|
27,
384
|
% konversi =
=
= 100 %
% Yield =
=
= 100 %
v Secara
Praktek
C4H4O4 + H2O
C4H4O4 + H2O
M : 0,021
1,386 - -
B : 0,006
0,006 0,006
0,006
S : 0,015
1,38
0,006 0,006
v Massa
input
-
C4H4O4
(maleat ) = 0,021 mol × 116 gr /
mol = 2,436 gr
-
H2O = 1,386 mol × 18 gr / mol = 24, 948 gr
v Massa
Output
-
C4H4O4
(maleat ) = 0,015 mol × 116 gr /
mol = 1,74 gr
-
H2O = 1,38 mol × 18 gr / mol =
24, 84 gr
-
C4H4O4 = 0,006 mol × 116 gr / mol = 0,0696 gr
-
H2O = 0,006 mol × 18 gr / mol = 0,108 gr
SENYAWA
|
INPUT
(gr)
|
OUTPUT
(gr)
|
C4H4O4 (maleat)
H2O
-
C4H4O4 (fumarat)
-
H2O
|
2,436
24,948
-
-
|
1,74
24,
84
0,
696
0,018
|
Total
|
27,
384
|
27,
424
|
% konversi =
=
= 28, 57 %
% Yield =
=
= 28,57 %
VII.
ANALISA
PERCOBAAN
Pada
praktikum kali ini ialah tentang isomerisasi sintesa asam fumarat dari asam
maleat. Isomer memiliki arti keasamman suatu senyawa dengan senyawa lain dari
rumus molekulnya, namun mimiliki pengaturan yang berbeda dari rumus
strukturnya. Asam maleat memiliki rumus molekul yang sama dengan asam fumarat
yaitu C4H4O4
asam maleat adalah isomer ics dan asam fumarat adalah isomer transnya.
pada
proses ini untuk memecah anhirid maleat diperlukan energy yang besar untuk
memutus ikatan C-O sehingga reaksi dilakukan pada suhu yang tinggi. Oleh karena
itu aquadest (yang bertujuan untuk menghidrolisis/memcah anhidrid maleat
menjadi asam maleat) yang akan ditambahkan dalam keadaan panas. Suhu tinggi
(pemanasan aquadet) ini dimaksudkan untuk memutuskan ikatan C-O. Penambahan HCL
yang dilakukan setelah penambahan air berfungsi sebagai katalis yang digunakan untuk memprotonasi salah satu
gugus karbonil sehingga ikatan rangkap pada atom karbon dapat beresonansi dan
terjadi rotasi pada ikatan tunggal, selanjutnya ikatan rangkap beresonansi
kembali. dan untuk memutus ikatan
phi (π) pada ikatan rangkap asam maleat sehingga struktur asam maleat
bisa diputar dari cis ke trans.
Kemudian larutan ini didinginkan dalam air es
sampai asam fumarat yang terbentuk mengendap sempuna. Proses pendinginan
tersebut bertujuan untuk proses kristalisasi dengan menurunkan kelarutan produk
asam fumarat . Perubahan suhu yang terjadi dapat mempengaruhi struktur
morfologi Kristal, baik pada bentuk maupun ukurannya. Jika perubahan suhunya
sangat besar, Kristal yang terbentuk berukuran besar. Namun jika perubahan
suhunya tidak begitu besar dibutuhkan waktu yang lama untuk membentuk Kristal
dan Kristal yang terbentuk lebih kecil dan halus. Karena perubahan suhu yang
besar ini akan menyebabkan daya larut dari suatu larutan akan semakin kecil,
dengan semakin kecilnya daya larut suatu laruatan maka larutan tersebut akan
semakin cepat untuk membentuk Kristal.
Dalam percobaan ini juga terjadi reaksi adisi
eliminasi yaitu pemutusan ikatan rangkap yang kemudian terjadi pengembalian
ikatan rangkap dengan reaksi eliminasi,. Pada proses kali ini setelah Kristal
terbentuk larutan ditambah dengan 5ml air hal ini bertujuan untuk menetralkan
ph dari asam fumarat yang terbentuk. Dari hasil percobaan yang dilakukan
Kristal asam fumarat yang di dapat hanya sekitar 0,7 gram.
VIII.
KESIMPULAN
- Asam
maleat dan asam fumarat merupakan isomer geometric is-trans. Asam maleat berisomer cis, sedangkan asam fumarat
berisomer trans.
-
Prinsip dasar pengubahan asam maleat menjadi
asam fumarat adalah berdasarkan reaksi adisi-eliminasi
-
Asam maleat dan asam fumarat dapat dibedakan
sifat fisiknya berdasarkan perbedaan titik lelehnya
-
% konversi = 28,57%
-
% yield = 28,57 %
DAFTAR PUSTAKA
-
Day, R.A, dan Underwood. 1987. Analisis Kimia
Kualitatif. Erlangga: Jakarta
-
Keenan, Charles. W dkk. 1992. Kimia untuk Universitas
jilid 2. Erlangga: Jakarta
-
Brandy, E. James. 1989. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta
-
Fessenden and Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid I.
Erlangga: Jakarta
-
http://www.4shared.com/file/nZ7EGMxv/Maleat_Fumarat_Jatna.html
Gambar
Alat
Gelas Kimia Batang Pengaduk
Neraca analitk
termometer kaca arloji
Cawan porsele oven corong bunchen