LAPORAN TETAP
SATUAN OPERASI
AGITASI DAN
PENCAMPURAN
Oleh
KELOMPOK 2:
HAFIFA MARZA ( 061330400317 )
LIAN ELVANI (
061330400320 )
MIRANDA ARISTY ( 061330400323 )
NINI NADILA (
061330400326 )
OPTIMISMA SITUNGKIR (
061330400330 )
SITI RAHMA YANTI (
061330400333 )
VIRTA PUSPITA SARI (
061330400336 )
KELAS : 3KB
Instruktur :
Ir. NYAYU ZUBAIDAH, M.T.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIAYA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
AGITASI DAN PENCAMPURAN
I.
Tujuan
·
Menjelaskan
hubungan antar variable proses dalam pencampuran
·
Memahami
pola sirkulasi pengadukan
II.
Bahan dan Alat
Ø
Alat
yang digunakan:
·
Stopwatch : 1
buah
·
Viscometer : 1
buah
·
Piknometer : 1
buah
·
Thermometer : 2 buah
·
Pemanas :
2 buah
·
Gelas
Kimia 1000 ml, 250 ml :
masing – masing 1 buah
·
Gelas
ukur 50 ml : 1 buah
·
Seperangkat
Alat Pengaduk Tipe Turbin : 1
perangkat
Ø
Bahan
yang digunakan:
·
Tepung
kanji :
100 gr
·
Aquadest :
17 liter
·
NaOH
2M :
100 ml
·
H2SO4
2M :
5 ml
·
Indicator
pp :
100 ml
III.
Dasar Teori
Pengadukan
(agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi
gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan
hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari
operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih
komponen yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen
yang dicampurkan, yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong
terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki.
Pada
industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai
beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan
melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan
juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui
cooling coil dan jaket. Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industi
adalah pencampuran pulp dalam air untuk memperoleh “larutan” pulp. Larutan pulp
yang sudah cukup homogen disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran
kertas setelah proses filtrasi vakum dan dikeringkan.
Proses pengolahan zat sangat
tergantung pada pengadukan dan pencampuran. Kedua istilah tersebut sering
dianggap sama, meskipun kenyataannya satu sama lain berbeda. Pencampuran
(mixing) merupakan peristiwa perubahan bahan-bahan secara acak bahan yang satu
menyebar kebahan yang lain dan sebaliknya. Pengadukan (agitasi) menunjukkan
gerakan yang terinduksi dengan cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana.
Gerakan tersebut biasanya mempunyai pola sirkulasi tertentu. Pengadukan sendiri
dilakukan untuk berbagai tujuan, antara lain :
·
Membuat
campuran homogen
·
Melarutkan
partikel-pertikel padat dalam cairan
·
Mempertahankan
reaksi yang terjadi karena perpindahan momentum dari pengadukan
Bagian-Bagian Alat
Pencampur antara lain :
·
Tangki/vessel
, merupakan wadah untuk pencampuran berbentuk silinder dengan bagian bawah
melengkung/dome atau datar
·
Penyekat/buffle,
Berbentuk batang yang diletakkan dipinggir tangki berguna untuk menghindari
vortex dan digunakan untuk mempoloakan aliran menjadi turbulen. Jumlah baffle
biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.
·
Pengaduk/impeller,
digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impellerberagam disesuaikan pada
sifat dari zat yang akan dicampurkan.
Fungsi
system agitasi:
·
Agar
pencampuran merata.
·
Meningkatkan laju perpindahan massa
menembus film pembatas cairan dan gelembung udara.
·
Memberikan kondisi
“shear” yang dibutuhkan untuk memecah gelembung udara.
Macam-macam Pengaduk :
Berbagai macam pengaduk mempunyai kegunaan berbeda, juga
aliran dan pola yang ditimbulkannya, misalnya :
·
Turbin
Pengaduk turbin mempunyai jangkauan viskositas dari
viskositas rendah sampai sedang (1 sampai dengan 5 x 105 Centi Poise).
Bentuk pengaduk turbin biasanya berdaun banyak, putaran dengan kecepatan
tinggi, bentuk daun lurus, melengkung dan tidak bersudut. Pola aliran yang
ditimbulkan berbentuk radial.
·
Jangkar :
Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah
putaran rendah, daerah operasi dekat dengan dinding tangki, efektif untuk
larutan dengan viskositas tinggi (103-105) Centi Poise.
Waktu Pencampuran
Pencampuran zat
cair yang mampu bercampur (miscible) dalam tangki berlangsung sangat cepat
dalam turbulen. Impeller dapat menghasilkan kecepatan tinggi dan fluida
bercampur dengan baik disekitar impeller karena adanya aliran turbulen yang
kuat. Bila aliran berjalan lambat mengalir kearah dinding, maka terjadi
pergolakan besar yang berubah menjadi kecil, akan terjadi sirkulasi kearah
pusat impeller sehingga terjadi pencampuran. Perhitungan atas dasar cara
tersebut menunjukkan pencampuran hamper 99% yang dapat dicapai bila tangki
mengalami sirkulasi 5 kali. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi
aliran total yang dihasilkan dari beberapa jenis impeller. Untuk turbin berdaun
enam standar, waktu pencampuran adalah :
q = 0,92 n Da3 (Dt/da)
Tt = 5 v / Σ = 5(n2H/4)
(1/0,92 n Da2 Dt)
nTt = (Da/Dt)2
(Dt/H) = konstan = 4,3
Digunakan untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk
berbagai system yang secara geometri serupa. Waktu pencampuran diperkirakan
berbanding terbalik dengan kecepatan pengaduk. Digunakan untuk turbin dengan
(Da/Dt) = 1/3 dan (Dt/H) = 1, dan HTt = 36
Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran diberikan
oleh “Norwood dan Metzer” adalah :
ft
= TT (nDa2)2/3 q3/6 Da1/2
= na (Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt3/2
Untuk propeller adalah :
ft
= TT (nDa2)2/3 q1/6 = na
(Da/Dt)3/2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt
Untuk Da/Dt = 0,07 – 0,18
3.1 Tangki Pencampuran (Mixing)
Alat pencampur fasa padat ke fasa
cair jenis ini diperuntukkan untuk memperoleh campuran dengan viskositas
rendah, biasanya berupa tangki pencampur beserta perlengkapannya. Dimensi
tangki/vessels, jenis pengaduk/impeller, kecepatan putar pengaduk, jenis
pengaduk, jumlah penyekat/buffle, letak impeller beserta dimensinya bergantung
dari kapasitas dan jenis dari bahan yang dicampurkan.
3.2. Bagian-Bagian Alat Pencampur
Bagian –Bagian dari unit alat pencampur ini terdiri dari:
Tangki/vessel , merupakan wadah
untuk pencampuran berbentuk silinder dengan bagian bawah melengkung/dome atau
datar
Penyekat/buffle, Berbentuk batang
yang diletakkan dipinggir tangki berguna untuk menghindari vortex dan digunakan
untuk mempoloakan aliran menjadi turbulen. Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6
buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.
Pengaduk/impeller, digunakan
untuk mengaduk campuran, jenis dari impellerberagam disesuaikan pada sifat dari
zat yang akan dicampurkan. Jenis-jenis impeller yang umumnya digunakan adalah :
Tree-blades/ marine impeller digunakan untuk pencampuran dengan bahn dengan
viscositas rendah dengan putaran yang tinggi, Turbine with flat vertical blades
impeller digunakan untuk cairan kental dengan viscositas tinggi, horizontal
plate impeller digunakan untuk zat berserat dengan sedikit terjadinya
pemotongan, Turbine with blades are inclined impeller paling cocok digunakan
untuk tangki yang dilengkapi jaket pemanas, curve bade Turbines impeller
efektif untuk bahan berserat tanpa pemotongan dengan viskositas rendah, flate
plate impeller digunakan untuk pencampuran emulsi, cage beaters impart impeller
cocok digunakan untuk pemotongan dan penyobekan, anchore paddle impeller
digunakan campuran dengan viscositas sangat tinggi berupa pasta.
2.3. Ukuran dan letak ( impeller)
Ukuran impeller biasanya berkisar
antara 0,3-0,6 kali diameter tangki sedangkan letak impeller tergantung pada
dimensi vessel viscositas campuran yang diaduk.
IV.
Prosedur Percobaan
1.
Menimbang
500 gr tepung kanji, lalu melarutkannya dalam 2 liter air.
2.
Memasukkan
15 liter air ke dalam bejana kemudian disarig.
3.
Larutan
kanji dipindahkan ke tangki berpengaduk (tangki pencampuran) dan menambahkan 5 ml indicator pp.
4.
Menentukan
berat jenis, suhu, dan viscositas larutan.
5.
Menambahkan
30 ml NaOH 2M dan mengatur kecepatan motor bersamaan dengan pengaduk 80 rpm.
6.
Mencatat
waktu bila perubahan warna campuran telah merata.
7.
Menetralkan
campuran dengan menambahkan 30 ml larutan H2SO4 2M bersamaan dengan menjalankan
stopwatch, mencatat waktu penetralan.
8.
Menentukan
harga berat jenis, viscositas, dan temperature campuran.
9.
Mengulangi
percobaan 1-6 dengan kecepatan pengaduk pada 100 rpm, 120 rpm, 140 rpm dan 160
rpm.
Gambar
1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)
Gambar
2. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan Vortex
Gambar 3. (Pemasangan Baffle diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pencampuran)
Gambar
4. Pengaduk jenis Baling-baling (a),Daun Dipertajam (b),Baling-baling
kapal (c)
Gambar 5. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun
dua
Gambar
6. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Gambar
7. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling.
Gambar 9. Pola aliran yang dihasilkan oleh
jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a) Impeller,
(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
V. Gambar Alat (Terlampir)
VI. Data Pengamatan
Sampel
|
Kecepatan
(rpm)
|
Viskositas
(Pa.S)
|
Densitas
(gr/ml)
|
Ft
|
Waktu Perubahan (s)
|
Suhu
(oC)
|
|
NaOH
|
H2SO4
|
||||||
1
|
80
|
0,13019
|
1,0135
|
46,85
|
25
|
6
|
31
|
2
|
0,1040
|
1,0119
|
46,80
|
20
|
4
|
||
3
|
0,0608
|
0,974
|
46,79
|
18
|
8
|
VII. PERHITUNGAN
·
Penentuan
Berat Jenis
Dik : m Piknometer
kosong = 31,05 gr
m
Piknometer + air = 55,47
gr
m
Piknometer + larutan = 54,84 gr
Berat
air = ( Piknometer + air ) – ( Piknometer
kosong )
=
( 55,47 – 31,05
) gr
=
24,42 gr
Vair = = = 24,42 ml
|
·
Sampel
1
Piknometer + sampel 1 = 55,80 gr
m
sampel = ( Piknometer + sampel ) –
( Piknometer kosong )
=
(55,80 – 31,05)
=
24,75 gr
Berat
jenis = = = 1,015 gr/ml
·
Sampel
2
Piknometer + sampel 2 = 55,76 gr
m
sampel = ( Piknometer + sampel ) –
( Piknometer kosong )
=
(55,76 – 31,05)
=
24,71 gr
Berat
jenis = = = 1,0219 gr/ml
·
Sampel
3
Piknometer + sampel 3 = 54,84 gr
m
sampel = ( Piknometer + sampel ) – ( Piknometer kosong )
=
(54,84 – 31,05)
=
23,79 gr
Berat
jenis = = = 0,974 gr/ml
·
Penentuan
viskositas
Diketahui : -
diameter bola = 1 cm
-
jari
– jari bola = 0,5 cm
-
berat
bola = 14,96 gr
-
tinggi
viscometer = 12 cm
·
Sampel
1
Volume
larutan kanji =
=
= 14,76 ml
Massa
Larutan Kanji = volume x berat jenis
= 14,76 ml x
1,0135 gr/ml
= 14,95 gr
Kecepatan
= = = 0,8 cm/s = 0,008 m/s
= = 130,19 gr/ms = 0,13019
kg/ms = 0,13019 Pa.S
·
Sampel
2
Volume
larutan kanji =
=
= 14,78 ml
Massa
Larutan Kanji = volume x berat jenis
= 14,78 ml x
1,0119 gr/ml
= 14,95 gr
Kecepatan
= = = 1 cm/s = 0,01 m/s
= = 104 gr/ms = 0,104 kg/ms
= 0,104 Pa.S
·
Sampel
3
Volume
larutan kanji =
=
= 15,35 ml
Massa
Larutan Kanji = volume x berat jenis
= 15,35 ml x
0,974 gr/ml
= 14,95 gr
Kecepatan
= = = 1,71 cm/s = 0,0171 m/s
= = 60,8 gr/ms = 0,0608
kg/ms = 0,0608 Pa.S
Penentu Waktu Pencampuran
ft
= ntT
·
Sampel
1
ft
= 1,83 s-1 x 34,27 s
ft
= 62,71 x 0,25 x 2,23 x 1,34
ft
= 46,85
·
Sampel
2
ft
= 1,83 s-1 x 34,24 s
ft
= 62,65 x 0,25 x 2,23 x 1,34
ft
= 46,80
·
Sampel
3
ft
= 1,83 s-1 x 34,27 s
ft
= 62,64 x 0,25 x 2,23 x 1,34
ft
= 46,79
VII. ANALISA PERCOBAAN
Percobaan kali ini mengenai Agitasi dan Pencampuran
dimana agitasi merupakan suatu gejala yang menunjukan gerakan yang terinduksi
dengan cara tertentu pada suatu bahan yang ada didalam benjana. Sedangkan
pencampuran (mixing) merupakan peristiwa penyebaran bahan-bahan secara acak
namun belum tentu campuran akan homogen. Pada proses ini dibutuhkan alat
pengaduk untuk cairan-padatan yang disebut agitator. Pada percobaan ini
agitator yang digunakan yaitu agitator jangkar karena sesuai dengan tipe
campuran yang diinginkan. Agitator jangkar diopeasikan dengan kecepatan rendah
dan beroperasi dekat dengan dinding tangki.
Operasi
pertama dilakukan dengan kecepatan 80 rpm pada penambahan 30 ml NaOH dengan
konsentrasi 2 M maka waktu yang dibutuhkan untuk pencampurannya yaitu 25 detik
yang berubah menjadi warna merah jambu. Namun pada saat penambahan 30 ml H2SO4
2 M dengan kecepatan sama
yakni 80 rpm membutuhkan waktu
pencampuran 6 detik dengan warna
larutan putih kembali. Penambahan H2SO4 ini bertujuan
untuk penetralan karena campuran seelumnya bersifat basa kuat.
Operasi
kedua dilakukan dengan kecepatan masih 80 rpm dan penambahan 30 ml NaOH 2 M sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran yaitu selama 20 detik sedangkan pada
penambahan 30 ml H2SO4 2M waktu yang dibutuhkan yaitu 4 detik dengan
kecepatan 80 rpm. Serta pada operasi terakhir didapat bahwa penambahan 30 ml
NaOH 2 M membutuhkan waktu untuk pencampuran yaitu selama 18 detik sedangkan
pada penambahan 30 ml H2SO4 2M waktu yang dibutuhkan
yaitu 8 detik dilakukan dengan kecepatan 80 rpm. Semua perubahan warna campuran sama seperti operasi pertama
yaitu dari putih menjadi merah jambu dan dari merah jambu menjadi putih lagi.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan
dapat disimpulkan bahwa :
·
Agitasi adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkan reduksi gerakan pada bahan-bahan yang biasanya terjadi pada suatu
bejana.
·
Pencampuran atau mixing merupakan peristiwa penyebaran
bahan-bahan secara acak, bahan yang satu menyebar ke bahan yang lain dan
sebaliknya.
·
Pengaduk yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
jangkar, yaitu yang menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah putaran
rendah.
·
Penambahan H2SO4 dengan konsentrasi dan
jumlah yang sama dengan NaOH membuat viskositas dan densitas menurun karena
adanya proses penetralan antara kedua zat tersebut.
·
Waktu perubahan warna saat ditambahkan larutan NaOH yaitu 25s, 20s, 18s dan pada saat penambahan
larutan H2SO4 yaitu 6s,
4s, dan 8s.
DAFTAR PUSTAKA
2011. Jobsheet Petunjuk Pratikum Satuan Operasi. Jurusan teknik kimia.
Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar